Sniper Burung

SEEKOR BURUNG TAK SADAR SEDANG DIBIDIK. Tak tahu ada penyusup yang mengendap bagaikan penembak runduk pasukan khusus. Setelan loreng menyempurnakan kamuflasenya di semak-semak. Silang kawat pada piranti teleskopiknya mengarahkan moncong senapan, mengunci sasaran. Klik! Dengan satu sentuhan jari, burung itu jatuh dihabisi.

Ilustrasi pngtree.com

Si burung nahas kemudian dipungut, difoto dengan kamera telepon genggam, dan beberapa saat kemudian sudah menclok di media sosial. Biasanya akan ditambahkan caption penuh sensasi: “poin hari ini”! Semakin banyak poinnya, semakin tinggi pula derajat di mata kaumnya. Prinsipnya barangkali sama dengan penghormatan kita pada sniper terbaik Indonesia, Tatang Koswara.

Peristiwa seperti itu lekat dengan keseharian kita akhir-akhir ini. “Sniper” ada di mana-mana, berpindah-pindah dari satu hutan ke hutan lainnya. Cericit burung yang sejatinya menyejukkan jiwa berubah menjadi panggilan perang gerilya. Habitat burung-burung kita menjadi semisal medan laga tempat manusia mempertontonkan egonya, tanpa sadar bahwa semesta sedang menertawakannya.

Lain di negeri urang, lain di negeri orang. Ketika berkunjung ke Adelaide, Australia Selatan, beberapa tahun silam, saya merasakan suasana yang jauh berlainan. Burung-burung memperoleh penghormatan yang tinggi dari manusia. Di halaman rumah induk semang, di jalan menuju halte bus, di sekolah dan universitas, di kantor dinas pemerintah, ribuan burung merdeka tanpa ada satupun moncong senapan yang diarahkan kepada mereka. Di Alun-alun Victoria, juga di taman kota lainnya, koloni burung berbaur akrab dengan para pengunjungnya.

Ada perasaan gembira, tapi jelas iri hati juga. Mengapa suasana seperti itu tak bisa dirasakan di negeri tercinta. Padahal semestinya, burung-burung kita, jauh lebih beragam dan lebih banyak jumlahnya.

Keragaman burung di Nusantara bahkan telah dikenal dunia sejak Abad 19, ketika seorang naturalist Inggris bernama Alfred Russel Wallace melakukan ekspedisi pada kurun waktu 1854-1862. Ia menjelajah mulai dari Semenanjung Malaka hingga pedalaman Papua. Dalam penjelajahannya, ia mencatat, mensketsa dan membuat awetan kering dari ribuan spesies satwa yang kelak dipublikasikan dalam buku The Malay Archipelago yang mengejutkan dunia. Soal burung, koleksi kering Wallace yang dikumpulkan selama delapan tahun dan dibawa pulang ke Inggris, berjumlah 8.050 spesimen, juga terdiri dari ribuan spesies.

Seperti margasatwa lainnya, burung punya peran besar dalam menjaga keseimbangan alam. Mereka menyebarkan biji tanaman, mengendalikan populasi serangga dan binatang lain yang sering dianggap hama, tikus misalnya. Burung pemakan bangkai menjaga agar bakteri-bakteri sumber penyakit tak menyebar kemana-mana. Burung menjaga keberlangsungan rantai makanan, ia hadir mulai konsumen tingkat pertama hingga menjadi predator puncak yang diwakili oleh burung-burung pemangsa. Banyak di antaranya yang kemudian menginspirasi lahirnya lambang-lambang budaya, lembaga, juga negara. Ya, beda jenisnya, beda perannya, sama pentingnya.

Sejujurnya, saya juga lahir dari keluarga pemburu. Tahun limapuluh-an, pada masa-masa sulit selepas kemerdekaan, kakek saya juga sering berburu burung di hutan. Dengan sumpit (senjata tiup dari bambu apus) ia sering pulang dengan beberapa ekor burung hasil buruan. Bukan buat cari poin. Tetapi ayah saya dan adik-adiknya perlu asupan protein biar tak stunting. Saat itu tak jadi persoalan. Alam masih sehat, burung masih banyak, dan mengambil satu dua di antaranya tak mengganggu keseimbangan populasinya.

Masalah mulai muncul ketika perusakan habitat terjadi secara besar-besaran. Burung-burung tak punya tempat tinggal yang nyaman, tak tenang berkembang biak melanjutkan keturunan. Pada saat bersamaan, pemburu yang beraksi atas nama ekonomi, dan yang berlagak demi eksistensi diri terus bertambah dari hari ke hari. Ya jadinya begini. Burung pipit pun jadi susah ditemui.

Ah, rungkad pokoknya. Mereka merasa menjadi sniper burung dalam makna Bahasa Indonesia. Tapi sesungguhnya, mereka adalah sniper burung dalam makna Basa Sunda.

Dasar sniper burung!***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *