Surat Geografi dari Mang Oka

Assalamualaikum, Deks,

Selamat datang, selamat bergabung dengan pembelajaran Geografi Fase E alias Kelas X (sepuluh). Semoga ikhtiar kita untuk selalu belajar diridhoi oleh Allah SWT: dimudahkan, dilancarkan, dikuatkan, dan pada akhirnya berujung pada manfaat dan maslahat, baik bagi diri kita sendiri, keluarga, maupun lingkungan sekitar kita.

Continue reading “Surat Geografi dari Mang Oka”

Mindset Generasi Produsen

Tuhan menempatkan Indonesia di lingkungan yang sangat seksi, khatulistiwa, di tengah lingkaran Bumi. Sepanjang tahun, wilayah ini tak pernah kehilangan sinar matahari. Ribuan spesies flora dan fauna menjamur di atas tanah yang subur, di antara ratusan gunung api yang sambung menyambung dari barat hingga timur. Di bawah perut buminya, yang telah mengalami serangkain proses geologi sejak jutaan tahun lalu, terkandung minyak bumi, gas alam, logam, dan aneka mineral berkelas tinggi. Di antara itu semua, di hamparan kepulauannya, terlahir ragam budaya dari ratusan suku bangsa.

Continue reading “Mindset Generasi Produsen”

Ekologi Pohon Kersen

TIGA ANAK BERSERAGAM putih abu menclok pada cabang-cabang sebuah pohon. Ada yang hanya duduk, ada yang berdiri sambil berusaha meraih buah-buahnya yang berwarna merah seukuran kelereng. Dari jarak yang agak jauh, tak semua bagian tubuhnya kelihatan karena terhalang oleh komposisi ranting dan daun yang rimbun. Teman-teman mereka menunggu di bawah, sesekali mengangkat kedua tangan untuk menangkap buah yang dilempar dari atas.

Pohon yang mereka panjat adalah pohon kersen (Muntingia calabura) yang berdiri kokoh di halaman samping masjid SMAN 1 Sagaranten. Saat istirahat, menjelang atau selepas melaksanakan shalat, anak-anak seringkali berkumpul di sekitar pohon itu. Sekadar berteduh, atau berjuang menjadi para pemanjat untuk memperoleh camilan berupa buah kersen yang manis dan segar.

Continue reading “Ekologi Pohon Kersen”

Berubah? Hayo, Lah! Catatan Implementasi Kurikulum Merdeka

Einstein pernah bilang, “kegilaan adalah melakukan hal yang sama berulang-ulang dan mengharapkan hasil yang berbeda”.

Ungkapan itu barangkali layak kita perbincangkan dalam diskursus implementasi Kurikulum Merdeka. Karena seperti biasa, sebuah gelombang perubahan selalu diikuti dengan kehendak beradaptasi pada satu sisi, dan semisal resistensi pada sisi yang lain lagi. Maka Einstein menampar kita dengan kekuatan kata-katanya, yang jika sampaikan ulang dengan bahasa yang agak kasar, mungkin akan menjadi begini:

“Ah, kamu mah gila. Apa yang kamu lakukan hasilnya sudah bisa diduga. Begitu-begitu saja. Mengapa terus melakukannya”?!

Continue reading “Berubah? Hayo, Lah! Catatan Implementasi Kurikulum Merdeka”

Konservasi Lempar Biji

Selalu terngiang sambutan Kang Iman Soleh saat membuka sebuah pentas drama di lapangan badminton, belakang Terminal Ledeng, belasan tahun silam: “jika tak bisa bermain drama, tanamlah pohon. Jika tak bisa menulis buku, tanamlah pohon. Jika tak bisa berpuisi, tanamlah pohon …”!

Ungkapan itu langsung nempel di hati. Bahkan terasa lebih efektif dari dua SKS mata kuliah konservasi yang dilakoni mahasiswa geografi.

Continue reading “Konservasi Lempar Biji”

Sniper Burung

SEEKOR BURUNG TAK SADAR SEDANG DIBIDIK. Tak tahu ada penyusup yang mengendap bagaikan penembak runduk pasukan khusus. Setelan loreng menyempurnakan kamuflasenya di semak-semak. Silang kawat pada piranti teleskopiknya mengarahkan moncong senapan, mengunci sasaran. Klik! Dengan satu sentuhan jari, burung itu jatuh dihabisi.

Ilustrasi pngtree.com

Si burung nahas kemudian dipungut, difoto dengan kamera telepon genggam, dan beberapa saat kemudian sudah menclok di media sosial. Biasanya akan ditambahkan caption penuh sensasi: “poin hari ini”! Semakin banyak poinnya, semakin tinggi pula derajat di mata kaumnya. Prinsipnya barangkali sama dengan penghormatan kita pada sniper terbaik Indonesia, Tatang Koswara.

Continue reading “Sniper Burung”